Tuesday, March 23, 2010

Perjalanan Ke Pontianak / West Borneo


Pada bulan maret 2010 ini saya melakukan perjalanan menuju Pontianak untuk memenuhi undangan sahabat karib saya Edy salim yang sudah 1 tahun saya tunda. dan pada sore itu juga kami melakukan test lokasi yang dimana tempat tersebut merupakan salah 1 tempat perburuan walet dan menurut sahabt saya tempat itu sangat menjanjikan bila mau membangun rumah burung.

Pada saat pengetesan suara chek lokasi ternyata burung yang datang sangat sedikit. Sepertinya populasi rumah burung di Pontianak sudah memasuki tahab jenuh. Dan bukan pekerjaan yang gampang kalau mau mendirikan rumah burung yang baru agar bisa sukses.

Pada hari ke 2 , sahabat saya mengajak saya ke Singkawang ke salah satu daerah yang juga merupakan salah 1 central walet. sebelum berangkat kita mengisi perut terlebih dahulu dengan makan khas Bakmi kepiting Pontianak.


ini foto sahabat saya Edy salim yang sedang makan Bakmi kepiting , bakmi tersebut di lahap dengan cepat. mungkin pagi ini dia sangat kelaparan


Kota singkawang ternyata kota yang sangat indah dan tertata rapi serta bersih. kota ini di kelilingi oleh bukit.





ini adalah foto yang saya ambil di pinggir jalan. selama perjalanan saya mengelilingi indonesia baru pertama kali saya terpana melihat kota kecil ini. saya tidak pernah menemukan selama perjalanan saya di indonesia ada kota kecil seapik dan seindah kota ini.

Mayoritas penduduk kota singkawang adalah suku Tionghoa bahasa yang dipakai adalah bahasa khek ( salah satu dialek Cina). dan kota singkawang juga disebut kota 1000 Klenteng ( Kuil) pada umunya agama yang dianut para penduduk keturunan tionghoa itu agama Khong Hu Tju. Agama khong Hu Tju adalah agama minoritas yg pada jaman dulu tidak di akui oleh pemerintah. Akan tetatpi melalui perjuangan panjang dan dibawah perlindungan dan dukungan penuh dari Alm. Gus Dur ( My Hero) akhirnya agama tersebut di akui oleh pemerintah.

Patung Naga ini tepat berada di tengah kota dan membuat kota ini semakin exotick dan indah. Kebudayaan china tumbuh subur dan di lindungi serta di dukung oleh pemerintah daerah yang dimana pada tahun in pemerintah daerah mencanangkan Visit Kalbar.

wisata kuliner di singkawang sangat enak..banyak makanan yg umum ada di jakarta tapi di olah menjadi ciri khas singkawang. dan makan makanan disana termasuk murah meriah. dan masakan di hidangkan dengan sangat cepat tidak sam dengan di daerah lain yg makan waktu cukup lama. dan setiap memasak porsi dibikin itu satu persatu tidak seperti di jakarta yang kalau memasak selalu gabrukan rame rame sehinga citra rasa juga jadi hilang.


ini masakan kwetiau khas singkawang. so yumik



Populasi rumah burung walet di daerah singkawang ternyata sangat bombastis. ada 1000 rumah burung. dan centralnya ada di tengah kota.
ada 1 rumah burung di tengah kota tersebut sangat tersohor dan merupakan rumah burung pioner, yang konon kala panenanya mencapai 100 kg/panen .

Wednesday, March 3, 2010

Questions from reader & My answer

Pa Lucius,

Perkenalkan nama saya Wildan, saya tertarik dengan tulisan sdr pada blog http://walet-swiftlet.blogspot.com. Penjelasan sdr cukup logis, dan begitu pula kesimpulan saya selama pemantauan beberapa hari di rumah walet baru saya persis yang anda ceritakan. Kondisi saat ini RWB saya dihuni oleh rata-rata 2 s/d 3 walet tiap malamnya, kalau siang hari bisa sampai 10 walet yang hinggap, disamping masih banyak yang beterbangan keluar masuk ruangan. Saat ini saya menggunakan suara walet sebagai pancingan, sedikit sekali menggunakan aroma. Yang hendak saya tanyakan adalah:
1. Ciri-ciri atau ukuran burung yang siap kawin seperti apa?, saya amati burung2 yang nginap di RWB saya masih kecil2, dilihat dari panjang ekornya.
2. Apakah Walet2 kecil yang menginap di RWB saya itu merupakan calon penghuni tetap ?, berapa lama kira2 walet2 tsb siap kawin dan bersarang ?
3. Apakah ada kemungkinan walet2 muda mempercepat usia kawinnya (misalkan dengan diberikan aroma perangsang secara regular) ?
4. Sempat saya lihat satu burung Dewasa (ukuran ekornya panjang) hanya hinggap di luar ruangan, tidak berani masuk. Apakah itu tandanya tempat saya kurang menarik buat Walet2 dewasa?

Maaf pertanyaan saya kebanyakan, maklum saya newbie dalam hal perwaletan, terimakasih atas bantuannya

Regards,
M. Wildan




Kepada Bapak M Wildan yang terhormat,


Pertama tama saya ingin mengucapkan banyak terima kasih karena bapak mau meluangkan waktu untuk membaca blog saya.
Terkait dengan pertanyaan bapak ,maka dengan ini saya menjawab

Pertanyaan 1:
Perlu bapak ingat burung walet adalah binatang liar ,untuk memantau atau menentukan hanya berdasarkan ciri bentuk physic bahwa wallet itu sedang birahi atau siap kawin itu tidak segampang binatang ternakan.
Pada umumnya saya melihat burung yang siap kawin itu bukan pada physic bentuk burung tersebut tapi lebih cenderung pada sikapnya ( Behaviour).
Ciri pertama , hampir semua unggas mempunyai sifat yang sama pada saat kawin baik itu walet, ayam , merpati, burung gerja , dll. pada saat sebelum kawin mereka akan mengeluarkan suara khas seperti merpati akan keluar suara kur kur begitu juga wallet dengan suara gaduhnya dan lucunya mereka suka bercumbu (warming up) yaitu dengan cara beradu paruh alias ciuman.
cirri ke dua , Hampir semua unggas kalo kawin itu sangat kasar (Rough) yaitu yg betina selalu kepalanya di patuk dan kakinya mencengkram badanya yg betina (ditunggiti/di tungangi) akibatnya akan banyak bulu yg rontok.

Jadi bila anda menjumpai dibawah tumpukan kotoran ada banyak bulu yg rontok maka itu merupakan salah 1 petunjuk bahwa walet sudah kawin dan ditempat itu akan terbentuk sarang

Pertanyaan ke 2
Walet yang berukuran kecil itu pada umumnya di sebut burung muda ( Jouvenile), kesempatan memancing burung muda ini reratif lebih gampang di bandingkan dengan burung dewasa/ tua ( Mature)
mengenai burung yang sudah menetap beberapa hari itu apakah akan menjadi penghuni tetap itu bisa ya bisa juga tidak.. semua tergantung micro habitat dan suara inap.
Walet yang siap ber reproduksi umumnya berumur 1 tahun

Pertanyaan ke 3
Kalau pandangan saya itu suatu hal yg imposible mempercepat usia kawin burung muda hanya dengan bebauan.. usia kawin walet itu tergantung seberapa matangnya alat reproduksi dan ketersediaan pangan. Kalau merangsang walet untuk kawin itu bisa dengan catatan semua kondisi sudah mendukung dan cara merangsang burung tersebut untuk kawin yaitu dengan menggunakan suara tiruan..

Pertanyaan ke 4
Sebuah judgement yang salah dan terburu buru kalau hanya berpatokan dengan se ekor burung dewasa . burung dewasa itu tidak berani masuk kedalam ruangan bukan semata mata karena faktor bangunan bapak, akan tetapi ada banyak hal yang terkait. Ingat pak.. walet dewasa itu susah dipancing dan untuk bangunan baru biasanya kita memancing walet muda yang mencari tempat baru

Itu jawaban saya , mudah mudahan bisa membantu bapak

Salam walet…